Sabtu, 03 Desember 2016

peluang dan tantangan usaha peternakan sapi potong



PELUANG DAN TANTANGAN USAHA PETERNAKAN SAPI
 DI INDONESIA






Disusun oleh:


Nama                      :  Nani Ismawati
NIM                        :  23010116120072
Kelas                      : Peternakan B



FAKULTAS PETERNAKAN DAN PERTANIAN
UNIVERSITAS DIPONEGORO
2016



ABSTRAK

Ternak sapi memiliki peluang pasar yang besar dan peran penting karena ternak sapi adalah ternak unggulan yang menjadi penghasil daging nasional. Dengan jumlah penduduk yang tidak sedikit permintaan konsumsi daging sapi di Indonesia mengalami peningkatan yang cukup besar namun sayangnya peternak di Indonesia belum mampu memenuhi kebutuhan pasokan daging di dalam negeri. Dalam proses penggemukan dan pemeliharaa harus memperhatikan kendala yang akan dihadapi diantarnya bibit, perkandangan, pakan dan penyakit yang menyerang sapi potong. Namun dengan demikian pemerintah telah mengatur strategi dan membuat beberapa kebijakan agar produksi daging sapi potong dapat meningkat.







KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyusun dan menyelesaikan makalah di bidang peternakan tentang “ Peluang dan Tantangan Usaha Peternakan Sapi di Indonesia “.
Makalah ini penulis susun sebagai tugas akhir mata kuliah Pengantar Ilmu Peternakan. Dengan terselesaikannya makalah   ini diharapkan makalah ini dapat bermanfaat bagi pembacanya.
Selesainya makalah ini tidak terlepas dari bantuan dan kerjasama berbagai pihak. Oleh karena itu, kami mengucapkan terima kasih yang tulus dan ikhlas kepada Tuhan Yang Maha Esa, serta ucapan terima kasih kepada : Dosen Pembimbing mata kuliah Pengantar Ilmu Pertanian dan Narasumber berkat kerjasamanya sehingga makalah ini dapat terselesaikan dengan baik.
Penulis menyadari bahwa Makalah ini jauh dari kesempurnaan dan dengan segala kerendahan hati, mohon kritik dan saran yang bersifat membangun. Sehingga apa yang kita harapkan dapat tercapai, dan merupakan bahan kesempurnaan untuk makalah ini selanjutnya. Besar harapan penulis, semoga makalah yang penulis buat  ini mendapat ridho dari Tuhan Yang Maha Esa.

     Semarang,     November 2016
Penulis



BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Peningkatan pendapatan masyarakat di Indonesia  akan membuka peluang bisnis komoditi yang lebih besar dan bersifat elastis terhadap pendapatan Kebutuhan daging sapi yang menjadi salah satu sumber  protein hewani dan akan meningkat hal ini dipengaruhi oleh meningkatnya kesadaran masyarakat akan arti pentingnya gizi yang seimbang.
Salah satu komoditas unggulan di sektor peternakan adalah sapi. Meskipun demikian, kemampuan produksi daging sapi di Indonesia belum mampu mencukupi kebutuhan nasional, sehingga dalam kondisi Indonesia masih impor sapi hidup, daging sapi dan jeroan sapi masih terus tinggi.
Ternak sapi memiliki peluang pasar yang besar dan peran penting karena ternak sapi adalah ternak unggulan yang menjadi penghasil daging nasional. Di beberapa daerah, pemeliharaan sapi dilakukan masih secara tradisional dan sarana prasarana yang belum memadai.
Iklim di Indonesia sangat mendukung pengembangan peternakan sapi potong meskipun demikian pemeliharaan yang secara tradisional dan peralatan yang seadamya menjadikan produksi belum maksimal. Oleh karena itu, peternak di Indonesia perlu dilakukan berpengarahan.
1.2.Rumusan Masalah
Dari latar belakang di atas maka rumusan masalah yang diangkat dalam makalah ini meliputi:
  1. Bagaimana tingkat permintaan akan daging sapi di Indonesia
  2. Bagaimana  perkembangan produksi serta kagiatan impor sapi potong di Indonesia
  3. Bagaimana kendala dalam peternakan sapi.
  4. Bagaimana Kinerja dari Agribisnis Sapi Potong di Indonesia
  5. Bagaimana Strategi, Kebijakan serta Implementasi pembangunan dari sistem Agribisnis Sapi Potong di Indonesia

1.3. Tujuan
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah :
  1. Mengetahui tingkat permintaan akan daging sapi di Indonesia.
  2. Mengetahui perkembangan produksi serta import sapi potong di Indonesia.
  3. Mengetahui Kinerja dari Agribisnis sapi potong
  4. Mengetahui Strategi serta Implementasi pembangunan dari Agribisnis sapi potong.





BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Tingkat Permintaan Daging Sapi
Usaha peternakan sapi potong di Indonesia saat ini masih tetap menguntungkan hal ini di karenakan permintaan pasar akan konsumsi daging sapi masih terus meningkat. Permintaan daging sapi juga mengalami peningkatan yang tinggi di pasar luar negeri. Malaysia merupakan salah satu negara yang mendapat daging sapi dari Indonesia.
Dengan jumlah penduduk yang tidak sedikit permintaan konsumsi daging sapi di Indonesia mengalami peningkatan yang cukup besar namun sayangnya peternak di Indonesia belum mampu memenuhi kebutuhan pasokan daging di dalam negeri. Presentae perbandingan permintan dengan pemasokan daging sapi di Indonesia masih sangat tinggi. Di Indonesia masalah utuma dalam peternakan adalah terletak pada suplai daging sapi yang selalu mengalami kekurangan setiap tahunnya. Sementara itu laju pertumbuhan dan pertambahan penduduk serta konsumsi daging sapi tidak mampu diimbangi. Pada kondisi seperti ini Indonesia mengambil langkah untuk selalu melakukan impor sapi hidup ataupun daging. Namun disisi lain dengan adanya kebutuhan akan daging yang semakin meningkat, membuka peluang usaha dalam Agribisnis sapi potong.
2.2.  Perkembangan Produksi dan Impor Daging Sapi
       Perkembangan dan produksi daging sapi di Indonesia dari tahun ke tahun mengalami peningkatan, hal ini dikarenakan kesadara masyarakat akan pemenuhan protein yang dibutuhkan tubuh. Dari tahun 2005 sampai 2010 perkembangan dan produksi daging sapi mengalami kenaikan 10,6 % namun meskipun demikian masih banyak pelaku Agribisnik menengan atau yang sudah berkembangan tidak terlalu memperhatikan itu dan hanya mengandalkan peternak kecil yang tidak mampu memenuhi kebutuhan daging sapi secara nasional. Harus diakui bahwa peternak sapi berskala kecil yang selama ini menjadi basis penyediaan daging sapi domestik di Indonesia, hanya sedikit peternak yang berskala menengah atau besar yang beroperasi melakukan agribisnis sapi potong, dalam jumlah sedikit itu pula, mereka umumnya terbatas pada kegiatan fattening, yang dinilai lebih menguntungkan dibandingkan dengan kegiatan breeding dan cow calf operation.
2.3. Kendala dalam Peternakan Sapi
2.3.1. Bibit Sapi
Kendala dalam memilih bibit unggul di Indonesia adalah bibit unggul nya terbatas. Bibit unggul sudah mulai jarang ditemui karena banyak peternak yang terlalu gila dengan harga yang ditawarkan tinggi sehingga tertarik dan menjual sapi – sapi unggul keluar negeri, dengan adanya kejadian ini bibit unggul di dalam negeri sendiri menjadi berkurang dan tersisa hanya bibit yang kurang baik. Bagaimana bisa menjadi bibit yang unggul jika induknya dari induk yang kurang baik.  Secara otomatis negara yang membeli induk yang bagus dapat mengembangkan atau menghasilkan bibit – bibit unggul yang nantinya dapat dijual lagi dengan harga yang lebih tinggi. jenis – jenis sapi potong di Indonesia umunya berasal dari sapi lokal dan impor. Pada jenis – jenis sapi memiliki sifat genetik yang khas pada setip sapi. Yang perlu diperhatikan adalah jumlah populasi, penyebaran, produksi karkas serta efisiensi penggunaan pakan sapi. Untuk masalah bibit unggul, para peternak juga mengharapkan pemerintah bisa memberikan semacam stimulus kepada peternak agar mau mengembangkan bibit sapi unggulan.

2.3.2. Perkandangan Sapi
Lokasi paling ideal adalah jauh dari pemukiman penduduk, jarak minimal lokasi kandang 10 meter dari rumah. Usahakan kandang dapat diakses oleh kendaraan serta yang mendapat sinar matahari langsung agar terjaga kelembapan kandangnya. Lantai kandang usahakn bersih dan tidak lembab agar tidak menimbulkan penyakit. Pembuatan lantai harus padat dan mudah dibersihkan. Namun masih banyak yang menghiraukan hal ini terutama petani skala kecil dan tradisional.



2.3.3. Pakan
Ternak membutuhkan pakan yang baik dan seimbang sama halnya dengan sapi potong. Dalam sehari sapi potong membutuhkan asupan pakan 10% dari bobot badannya. Pakan sapi potong biasanya hijau – hijauan, bekatul, ampas tahu, gaplek, bungkil dan juga ppenambahan larutan mineral. Dengan ini bobot badan sapi akan meningkat dan mempunyai nilai jual yang tinggi. Seringkali peternak tradisional tidak memperhitungkan nutrisi dari pakan yang diberikan sehingga sapi sulit gemuk.

2.3.4. Penyakit
Penyakit pada sapi potong daapat disebabkan oleh beberapa faktor seperti penyakit Anthrax yang disebabkan oleh bakteri Bacillus Anthracis yang masuk kedalam tubuh melalui makanan dan minuman yang diberikan. Penyakit Surra yang disebabkan oleh protozoa Trypanosoma Evansi, protozoa ini terdapat pada darah induk sapi yang dapat menyebakan penurunan kadar glukosa. Penyakit Kuku Busuk disebabkan oleh kuman Fusiformis yang masuk kebagian celah – celah kuku yang terluka dan terkena kotoran. Penyakit cacingan yang paling sering menyerang pada peternakan tradisional dan bisanya berdapat pada pakan rumput yang dikonsumsi yang mengandung cacing pita atau cacing pilig. Dan masih banyak lagi penyakit yang menyerang seperti ngorok, diare, demam dan lain – lain.

2.4.  Kinerja Agribisnis Sapi Potong
Pengembangan agribisnis sapi Potong di Indonesia pada masa lalu sangat minim.Tulang punggung dalam penyediaan daging sapi di indonesia hampir seluruhnya ditangan peternak rakyat yang umumnya skala kecil,hanya sebagai usaha sambilan atau cabang usaha  dan tersebar mengikuti penyebaran penduduk. Dalam upaya mendorong pertumbuhan populasi sekaligus untuk perbaikan mutu genetik sapi potong, maka pemerintah telah memasyarakatkan teknologi inseminasi buatan. Namun karena keterbatasan yang dimiliki pemerintah,jangkauan inseminasi buatan masih terbatas. Rendahnya efisiensi reproduksi dan terbatasnya jangkauan inseminasi buatan menyebabkan pertumbuhan populasi sapi potong di indonesia rendah.Akibatnya laju pertumbuhan produksi daging sapi domestik juga relatif lambat dibandingkan dengan laju pertumbuhan permintaan daging sapi domestik.Ketidak seimbangan ini telah ikut menyebabkan  relatif mahalnya harga sapi di pasar domestik.
2.5. Strategi, Kebijakan serta Implementasi pembangunan dari sistem Agribisnis Sapi Potong di Indonesia.
Implementasi untuk mewujudkan  pencapaian swasembada daging sapi tahun 2014 maka pemerintah menyusun strategi sebagai berikut :
A.Strategi pada Subsistem Hulu
    Strategi yang dilakukan pada subsistem hulu adalah sebagai berikut :
a. Mengembangkan bibit sapi lokal terutama pejantan unggul (2006-2010).
b. Memperbaiki teknologi reproduksi serta bibit sapi untuk meningkatan mutu genetik (2006-2010).
c. Sistem perbibitan yang unggul, murah dan efisien (2006-2010).
d. Memantapkan kelembagaan sistem perbibitan sapi nasional (2006-2007).
e. Pemanfaatan biomas lokal, limbah pertanian dan agroindustri sebagai sumber pakan (2006-2010).
f. Mengembangkan obat tradisional dan vaksin lokal (2006-2010).
B.Strategi pada Subsistem Usahatani (on Farm)
a. Memberdayakan peternakan skala kecil dengan membentuk kelompok besar serta pemberian kredit (2006-2010).
b. Mengembangkan peternakan yang efisien (2006-2010).
c. Mengembangkan feedlotter terintegrasi dengan perkebunan (2006-2010).
d. Meningkatkan produktivitas ternak (2006-2010).
e. Meningkatkan kualitas sapi potong serta mempercepat pertambahan bobot. (2006-2010).
C.Strategi pada Subsistem Hilir
a. Memberikan fasilitas yang memadai (2006-2010).
b. Meningkatkan efisiens dan higienis pengolahan daging. (2006-2010).
c. Mengembangkan produk olahan daging (2007-2010).
d. Pengembangan industri kompos (2006-2010).
e. Pengembangan pembuatan biogas (2006-2010).

D. Strategi pada Subsistem Perdagangan Dan Pemasaran
a. Peningkatan efisiensi pemasaran ternak sapi (2006-2010).
b. Fasilitas transportasi untuk mendukung pemasaran (2006-2010).
c. Mengembangkan pola usaha peternakan (2006-2010).
d. Promosi dan positioning product (2006 – 2010).
E. Strategi pada Subsistem Penunjang dan Kebijakan
1. Kebijakan teknis :
a. Mengembangkan agribisnis sapi pola integrasi.
b. Mengembangkan sapi lokal sebagai bibit unggul.
c. Mengevaluasi kelayakan.
2. Kebijakan regulasi :
a. Mencegah pemotongan hewan betina produktif.
b. Melarang mengekspor sapi betina produktif
c. Mencegah masuknya daging dari luat negeri yang belum bebas penyakit.










BAB III
PENUTUP
3.1. Simpulan
Beternak sapi potong adalah salah satu prospek yang baik kedepannya dan menjanjikan, hal ini dikarekan setiap tahunnya konsumsi daging sapi akan semakin meningkat mengingat masyarakat yang sadar akan pentingnya asupan protein bagi tubuh. Namun dalam pengembangannya harus memperhatikan pakan, kandang, penyakit yang sering menjadi kendala dalam proses penggemukan dri sapi potong.












DAFTAR PUSTAKA

Haris Budiyono,2010.Analisis Neraca Perdagangan Peternakan dan   Swasembada daging sapi 2014. Jurnal Agribisnis dan Pengembangan wilayah Vol.1 No.2,Juli 2010

Prajogo U.Hadi,2002.Problem Dan Prospek Pengembangan Usaha Pembibitan Sapi Potong Di Indonesia.Jurnal Litbang Pertanian 2002.

Parimartha.K.W,Cyrilla.L,Perjaman.HP.2002.Analisis Strategi Bisnis Sapi Potong Pada PT.Lembu Jantan Perkasa,

Rianto.E, Purbowati.E,2010. Panduan Lengkap Sapi Potong. Penerbit Penebar Swadaya-  Jakarta

Saragih,B.2001.Agribisnis Berbasis Peternakan.Kumpulan Pemikiran.Penerbit  Pustaka Wirausaha Muda – Bogor.