PELUANG
DAN TANTANGAN USAHA PETERNAKAN SAPI
DI INDONESIA
Disusun
oleh:
Nama : Nani Ismawati
NIM : 23010116120072
Kelas
: Peternakan B
FAKULTAS
PETERNAKAN DAN PERTANIAN
UNIVERSITAS
DIPONEGORO
2016
ABSTRAK
Ternak sapi memiliki peluang pasar yang besar dan peran
penting karena ternak sapi adalah ternak unggulan yang menjadi penghasil daging
nasional. Dengan jumlah penduduk yang tidak sedikit permintaan konsumsi daging
sapi di Indonesia mengalami peningkatan yang cukup besar namun sayangnya
peternak di Indonesia belum mampu memenuhi kebutuhan pasokan daging di dalam
negeri. Dalam proses penggemukan dan pemeliharaa harus memperhatikan kendala
yang akan dihadapi diantarnya bibit, perkandangan, pakan dan penyakit yang
menyerang sapi potong. Namun dengan demikian pemerintah telah mengatur strategi
dan membuat beberapa kebijakan agar produksi daging sapi potong dapat
meningkat.
KATA
PENGANTAR
Puji syukur
penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmat dan
hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyusun dan menyelesaikan makalah di bidang
peternakan tentang “ Peluang dan Tantangan Usaha Peternakan Sapi di Indonesia
“.
Makalah ini penulis susun sebagai tugas akhir mata kuliah
Pengantar Ilmu Peternakan. Dengan
terselesaikannya makalah ini diharapkan
makalah ini dapat bermanfaat bagi pembacanya.
Selesainya makalah ini tidak terlepas dari bantuan dan kerjasama berbagai
pihak. Oleh karena itu, kami mengucapkan terima kasih yang tulus dan ikhlas kepada Tuhan Yang Maha Esa, serta ucapan terima
kasih kepada : Dosen Pembimbing mata kuliah Pengantar Ilmu Pertanian dan Narasumber berkat kerjasamanya sehingga makalah ini dapat terselesaikan dengan baik.
Penulis menyadari bahwa Makalah ini jauh dari kesempurnaan dan dengan
segala kerendahan hati, mohon kritik dan saran yang bersifat membangun.
Sehingga apa yang kita harapkan dapat tercapai, dan merupakan bahan
kesempurnaan untuk makalah ini selanjutnya. Besar harapan penulis, semoga
makalah yang penulis buat ini mendapat ridho dari Tuhan Yang Maha Esa.
Semarang, November 2016
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Peningkatan
pendapatan masyarakat di Indonesia akan membuka peluang bisnis komoditi
yang lebih besar dan bersifat elastis terhadap pendapatan Kebutuhan daging sapi
yang menjadi salah satu sumber protein hewani dan akan meningkat hal ini
dipengaruhi oleh meningkatnya kesadaran masyarakat akan arti pentingnya gizi
yang seimbang.
Salah satu komoditas
unggulan di sektor peternakan adalah sapi. Meskipun demikian, kemampuan
produksi daging sapi di Indonesia belum mampu mencukupi kebutuhan nasional,
sehingga dalam kondisi Indonesia masih impor sapi hidup, daging sapi dan jeroan
sapi masih terus tinggi.
Ternak sapi
memiliki peluang pasar yang besar dan peran penting karena ternak sapi adalah
ternak unggulan yang menjadi penghasil daging nasional. Di beberapa daerah,
pemeliharaan sapi dilakukan masih secara tradisional dan sarana prasarana yang
belum memadai.
Iklim di Indonesia
sangat mendukung pengembangan peternakan sapi potong meskipun demikian
pemeliharaan yang secara tradisional dan peralatan yang seadamya menjadikan
produksi belum maksimal. Oleh karena itu, peternak di Indonesia perlu dilakukan
berpengarahan.
1.2.Rumusan Masalah
Dari latar
belakang di atas maka rumusan masalah yang diangkat dalam makalah ini meliputi:
- Bagaimana tingkat permintaan akan daging sapi di Indonesia
- Bagaimana perkembangan produksi serta kagiatan impor sapi potong di Indonesia
- Bagaimana kendala dalam peternakan sapi.
- Bagaimana Kinerja dari Agribisnis Sapi Potong di Indonesia
- Bagaimana Strategi, Kebijakan serta Implementasi pembangunan dari sistem Agribisnis Sapi Potong di Indonesia
1.3. Tujuan
Tujuan dari
penulisan makalah ini adalah :
- Mengetahui tingkat permintaan akan daging sapi di Indonesia.
- Mengetahui perkembangan produksi serta import sapi potong di Indonesia.
- Mengetahui Kinerja dari Agribisnis sapi potong
- Mengetahui Strategi serta Implementasi pembangunan dari Agribisnis sapi potong.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Tingkat
Permintaan Daging Sapi
Usaha peternakan sapi potong di
Indonesia saat ini masih tetap menguntungkan hal ini di karenakan permintaan
pasar akan konsumsi daging sapi masih terus meningkat. Permintaan daging sapi juga
mengalami peningkatan yang tinggi di pasar luar negeri. Malaysia merupakan
salah satu negara yang mendapat daging sapi dari Indonesia.
Dengan jumlah penduduk yang tidak sedikit permintaan konsumsi daging sapi
di Indonesia mengalami peningkatan yang cukup besar namun sayangnya peternak di
Indonesia belum mampu memenuhi kebutuhan pasokan daging di dalam negeri.
Presentae perbandingan permintan dengan pemasokan daging sapi di Indonesia
masih sangat tinggi. Di Indonesia masalah utuma dalam peternakan adalah
terletak pada suplai daging sapi yang selalu mengalami kekurangan setiap tahunnya.
Sementara itu laju pertumbuhan dan pertambahan penduduk serta konsumsi daging
sapi tidak mampu diimbangi. Pada kondisi seperti ini Indonesia mengambil
langkah untuk selalu melakukan impor sapi hidup ataupun daging. Namun disisi lain
dengan adanya kebutuhan akan daging yang semakin meningkat, membuka peluang
usaha dalam Agribisnis sapi potong.
2.2. Perkembangan Produksi dan Impor Daging Sapi
Perkembangan dan produksi
daging sapi di Indonesia dari tahun ke tahun mengalami peningkatan, hal ini
dikarenakan kesadara masyarakat akan pemenuhan protein yang dibutuhkan tubuh.
Dari tahun 2005 sampai 2010 perkembangan dan produksi daging sapi mengalami
kenaikan 10,6 % namun meskipun demikian masih banyak pelaku Agribisnik menengan
atau yang sudah berkembangan tidak terlalu memperhatikan itu dan hanya
mengandalkan peternak kecil yang tidak mampu memenuhi kebutuhan daging sapi
secara nasional. Harus diakui bahwa peternak sapi berskala kecil yang selama
ini menjadi basis penyediaan daging sapi domestik di Indonesia, hanya sedikit
peternak yang berskala menengah atau besar yang beroperasi melakukan agribisnis
sapi potong, dalam jumlah sedikit itu pula, mereka umumnya terbatas pada
kegiatan fattening, yang dinilai lebih menguntungkan dibandingkan dengan
kegiatan breeding dan cow calf operation.
2.3. Kendala dalam Peternakan Sapi
2.3.1. Bibit
Sapi
Kendala dalam memilih bibit unggul di Indonesia adalah
bibit unggul nya terbatas. Bibit unggul sudah mulai jarang ditemui karena
banyak peternak yang terlalu gila dengan harga yang ditawarkan tinggi sehingga
tertarik dan menjual sapi – sapi unggul keluar negeri, dengan adanya kejadian
ini bibit unggul di dalam negeri sendiri menjadi berkurang dan tersisa hanya
bibit yang kurang baik. Bagaimana bisa menjadi bibit yang unggul jika induknya
dari induk yang kurang baik. Secara
otomatis negara yang membeli induk yang bagus dapat mengembangkan atau
menghasilkan bibit – bibit unggul yang nantinya dapat dijual lagi dengan harga
yang lebih tinggi. jenis – jenis sapi potong di Indonesia umunya berasal dari
sapi lokal dan impor. Pada jenis – jenis sapi memiliki sifat genetik yang khas
pada setip sapi. Yang perlu diperhatikan adalah jumlah populasi, penyebaran,
produksi karkas serta efisiensi penggunaan pakan sapi. Untuk masalah bibit
unggul, para peternak juga mengharapkan pemerintah bisa memberikan semacam
stimulus kepada peternak agar mau mengembangkan bibit sapi unggulan.
2.3.2.
Perkandangan Sapi
Lokasi paling ideal adalah jauh dari pemukiman
penduduk, jarak minimal lokasi kandang 10 meter dari rumah. Usahakan kandang
dapat diakses oleh kendaraan serta yang mendapat sinar matahari langsung agar
terjaga kelembapan kandangnya. Lantai kandang usahakn bersih dan tidak lembab
agar tidak menimbulkan penyakit. Pembuatan lantai harus padat dan mudah
dibersihkan. Namun masih banyak yang menghiraukan hal ini terutama petani skala
kecil dan tradisional.
2.3.3. Pakan
Ternak membutuhkan pakan yang baik dan seimbang sama
halnya dengan sapi potong. Dalam sehari sapi potong membutuhkan asupan pakan
10% dari bobot badannya. Pakan sapi potong biasanya hijau – hijauan, bekatul,
ampas tahu, gaplek, bungkil dan juga ppenambahan larutan mineral. Dengan ini
bobot badan sapi akan meningkat dan mempunyai nilai jual yang tinggi. Seringkali
peternak tradisional tidak memperhitungkan nutrisi dari pakan yang diberikan
sehingga sapi sulit gemuk.
2.3.4.
Penyakit
Penyakit pada sapi potong daapat disebabkan oleh
beberapa faktor seperti penyakit Anthrax yang disebabkan oleh bakteri Bacillus
Anthracis yang masuk kedalam tubuh melalui makanan dan minuman yang diberikan. Penyakit
Surra yang disebabkan oleh protozoa Trypanosoma Evansi, protozoa ini terdapat
pada darah induk sapi yang dapat menyebakan penurunan kadar glukosa. Penyakit
Kuku Busuk disebabkan oleh kuman Fusiformis yang masuk kebagian celah – celah
kuku yang terluka dan terkena kotoran. Penyakit cacingan yang paling sering
menyerang pada peternakan tradisional dan bisanya berdapat pada pakan rumput
yang dikonsumsi yang mengandung cacing pita atau cacing pilig. Dan masih banyak
lagi penyakit yang menyerang seperti ngorok, diare, demam dan lain – lain.
2.4. Kinerja Agribisnis Sapi Potong
Pengembangan agribisnis sapi Potong di Indonesia pada masa lalu sangat
minim.Tulang punggung dalam penyediaan daging sapi di indonesia hampir
seluruhnya ditangan peternak rakyat yang umumnya skala kecil,hanya sebagai
usaha sambilan atau cabang usaha dan tersebar mengikuti penyebaran
penduduk. Dalam upaya mendorong pertumbuhan populasi sekaligus untuk perbaikan
mutu genetik sapi potong, maka pemerintah telah memasyarakatkan teknologi
inseminasi buatan. Namun karena keterbatasan yang dimiliki pemerintah,jangkauan
inseminasi buatan masih terbatas. Rendahnya efisiensi reproduksi dan
terbatasnya jangkauan inseminasi buatan menyebabkan pertumbuhan populasi sapi
potong di indonesia rendah.Akibatnya laju pertumbuhan produksi daging sapi
domestik juga relatif lambat dibandingkan dengan laju pertumbuhan permintaan
daging sapi domestik.Ketidak seimbangan ini telah ikut menyebabkan
relatif mahalnya harga sapi di pasar domestik.
2.5. Strategi, Kebijakan serta Implementasi
pembangunan dari sistem Agribisnis Sapi Potong di Indonesia.
Implementasi
untuk mewujudkan pencapaian swasembada daging sapi tahun 2014 maka pemerintah
menyusun strategi sebagai berikut :
A.Strategi pada
Subsistem Hulu
Strategi yang dilakukan pada subsistem hulu
adalah sebagai berikut :
a. Mengembangkan bibit sapi lokal terutama pejantan unggul (2006-2010).
b. Memperbaiki teknologi reproduksi serta bibit sapi untuk meningkatan mutu
genetik (2006-2010).
c. Sistem perbibitan yang unggul, murah dan efisien (2006-2010).
d. Memantapkan kelembagaan sistem perbibitan sapi nasional (2006-2007).
e. Pemanfaatan biomas lokal, limbah pertanian dan agroindustri sebagai
sumber pakan (2006-2010).
f. Mengembangkan obat tradisional dan vaksin lokal
(2006-2010).
B.Strategi pada Subsistem Usahatani (on Farm)
a. Memberdayakan peternakan skala kecil dengan membentuk kelompok besar serta
pemberian kredit (2006-2010).
b. Mengembangkan peternakan yang efisien (2006-2010).
c. Mengembangkan feedlotter terintegrasi dengan perkebunan
(2006-2010).
d. Meningkatkan produktivitas ternak (2006-2010).
e. Meningkatkan kualitas sapi potong serta mempercepat pertambahan bobot. (2006-2010).
C.Strategi pada Subsistem Hilir
a. Memberikan fasilitas yang memadai (2006-2010).
b. Meningkatkan efisiens dan higienis pengolahan daging. (2006-2010).
c. Mengembangkan produk olahan daging (2007-2010).
d. Pengembangan industri kompos (2006-2010).
e. Pengembangan pembuatan biogas (2006-2010).
D. Strategi pada Subsistem Perdagangan Dan Pemasaran
a. Peningkatan efisiensi pemasaran ternak sapi (2006-2010).
b. Fasilitas transportasi untuk mendukung pemasaran (2006-2010).
c. Mengembangkan pola usaha peternakan (2006-2010).
d. Promosi dan positioning product (2006 – 2010).
E. Strategi pada Subsistem Penunjang dan Kebijakan
1. Kebijakan teknis :
a. Mengembangkan agribisnis sapi pola integrasi.
b. Mengembangkan sapi lokal sebagai bibit unggul.
c. Mengevaluasi kelayakan.
2. Kebijakan regulasi :
a. Mencegah pemotongan hewan betina produktif.
b. Melarang mengekspor sapi betina produktif
c. Mencegah masuknya daging dari luat negeri yang belum bebas penyakit.
BAB III
PENUTUP
3.1.
Simpulan
Beternak
sapi potong adalah salah satu prospek yang baik kedepannya dan menjanjikan, hal
ini dikarekan setiap tahunnya konsumsi daging sapi akan semakin meningkat
mengingat masyarakat yang sadar akan pentingnya asupan protein bagi tubuh.
Namun dalam pengembangannya harus memperhatikan pakan, kandang, penyakit yang
sering menjadi kendala dalam proses penggemukan dri sapi potong.
DAFTAR
PUSTAKA
Haris
Budiyono,2010.Analisis Neraca Perdagangan Peternakan dan Swasembada
daging sapi 2014. Jurnal Agribisnis dan Pengembangan wilayah Vol.1 No.2,Juli
2010
Prajogo
U.Hadi,2002.Problem Dan Prospek Pengembangan Usaha Pembibitan Sapi Potong Di
Indonesia.Jurnal Litbang Pertanian 2002.
Parimartha.K.W,Cyrilla.L,Perjaman.HP.2002.Analisis
Strategi Bisnis Sapi Potong Pada PT.Lembu Jantan Perkasa,
Rianto.E, Purbowati.E,2010. Panduan Lengkap Sapi
Potong. Penerbit Penebar Swadaya- Jakarta
Saragih,B.2001.Agribisnis Berbasis Peternakan.Kumpulan
Pemikiran.Penerbit Pustaka Wirausaha Muda – Bogor.